Tanya Ustadz

Halal Bihalal Setelah Lebaran, Eratkan Silaturahmi

Digizakat – Halal bihalal mungkin sudah menjadi hal yang tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. ini merupakan salah satu tradisi masyarakat muslim Indonesia setelah lebaran. Kegiatan satu ini selalu melekat ketika adanya hari raya Idul Fitri sebagai ajang silaturahmi. Media untuk saling memaafkan dan memperbaiki bahkan mempererat persaudaraan.

Uniknya halal bihalal ini hanya ada di Indonesia yang sudah ada sejak lama. Lebaran setelah pandemi menjadi momen istimewa melakukan halal bihalal karena sebelumnya sempat terhalang. Mempererat silaturahmi dengan halal bihalal setelah lebaran merupakan hal yang penting untuk melakukannya. Seiring dengan berkembangnya zaman dan halal bihalal pun dapat melakukannya dengan seseorang yang mengadakan open house sebagai tempatnya.

Makna Istilah Halal Bihalal

Halal bihalal berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti saling memaaf-maafkan satu sama lain setalah usai menunaikan puasa ramadan. Kegiatan yang biasanya sekelompok orang adakan di suatu tempat seperti aula atau auditorium dan merupakan kebiasaan khas Indonesia. Intinya adalah bersilaturahmi dalam meminta permohonan maaf atas kesalahan selama satu tahun ini baik kepada saudara, kerabat atau teman.

Sementara jika menilik dari tinjauan hukum fiqih itu sendiri dengan pendapat para ulama mengartikan halal bihalal ini terkandung pesan di dalamnya. Bahwa mereka yang melakukan kegiatan tersebut akan terbebas dari dosa. Jadi maksudnya adalah halal bihalal dapat menjadikan sikap atau perbuatan dosa yang seharusnya haram menjadi hilang. Dengan kata lain yakni halal atau sudah tidak berdosa lagi. Namun tidak boleh terlepas dari keikhlasan dalam memaafkan tersebut.

Asal kata halal sendiri yaitu lepaskan, membuka simpul yang terikat, mengurai yang kusut dan mencairkan yang beku. Sehingga harapan usai melakukan halal bihalal tersebut yakni hubungan yang sebelumnya terputus dapat tersambung kembali. Hubungan dengan Allah sudah baik dengan melakukan berbagai ibadah ketika ramadan dan setelahnya harus juga memperbaiki hubungan dengan manusia.

Sejarah

Sejarahnya memiliki berbagai versi, namun kata tersebut oleh usulan KH. Wahab dari tokoh Nahdatul Ulama memperkenalkan dan menyarankan kata tersebut kepada Soekarno. Mereka maksud kata ini adalah baik dengan yang baik, mengharamkan bermusuhan serta menghalalkan berdamai. Ketika itu setelah usainya penjajahan mengadakan rekonsliasi nasional dengan mengumpulkan semua elemen bangsa bertujuan agar kita semua rukun.

Nah namun dalam rangka ingin menyatukan orang Indonesia yang telah Jepang jajah tersebut belum menemukan nama yang tepat untuk acaranya. Hingga akhirnya muncullah saran istilah halal bihalal tersebut saat melakukan silaturahmi antara Soekarno dan KH. Wahab. Baru kemudian mengundang para tokoh politik untuk berkumpul di Istana Negara dan duduk bersama dalam satu meja. Hingga dari sinilah awal instansi pemerintahan mengadakan kegiatan tersebut dan diikuti oleh masyarakat Muslim Indonesia.

Pentingnya Halal Bihalal

Ada beberapa hal pertama : Allah akan panjangkan umur orang tersebut, karena telah melakukan silaturhmi maka seperti janji Allah dalam suatu riwayat hadist bukhari. Hadis ini berisi sabda dari Nabi Muhammad SAW.

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya seseorang tersebut menyambung tali silaturahmi.”

Ada dalam suatu hadis lain juga menyebutkan bahwa kita tidak boleh memutuskan silaturahmi hingga lebih dari tiga hari. Namun justru harus senantiasa berdamai dari pertengkaran. Tujuan dari kegiatan ini yaitu saling mencairkan permusuhan dalam hal saling mencaci, mencela bahkan menguncilkan, maka perbuatan tersebut saling memaafkan.

Kedua : mengingatkan perlunya kesucian dari dosa yang telah mereka perbuat kepada sessama manusia. Sebagaimana kita tahu bahwa meminta ampunan kepada Allah sangat mudah karena Allah maha pengampun. Sedangkan berbeda halnya dengan manusia, Allah akan tetap memperhitungkan dosa tersebut hingga memperoleh ampunan dari yang bersangkutan. Sejatinya dalam keseharian manusia juga membutuhkan manusia lainnya.

Setelah lebaran bukan hanya mempererat silaturahmi saja yang perlu dilakukan, tetapi senantiasa melakukan ibadah sedekah juga jauh lebih sempurna. Yuk bersedekah dengan klik Digizakat, jauh lebih mudah dan pastinya dapat membantu mereka yang membutuhkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
×